Capres nomor urut dua itu berniat membeli kembali (buyback) saham Indosat jika nanti terpilih sebagai presiden RI. Menurut Kepala Analis Trust Securities Reza Priyambada, pelaku pasar menyambut positif pernyataan dari Jokowi tersebut. Meski sebenarnya pembelian kembali saham tersebut masih sebatas wacana.
"Ya balik lagi ke pelaku pasar yang ekspektasinya positif terhadap Jokowi. Tapi memang kalau ada pernyataan dari pejabat atau satu pihak yang akan membeli sahamnya di harga wajar itu bisa mendorong harga," katanya kepada detikFinance, Senin (23/6/2014).
Menurut Reza, penguatan saham Indosat juga didorong oleh harganya yang relatif masih murah, sehingga masih ada ruang untuk menguat jika dapat sentimen positif.
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham Indosat ditutup naik 90 poin (2,43%) ke level Rp 3.800 per lembar. Sahamnya sempat menyentuh titik tertinggi di Rp 3.870 per lembar.
Saham berkode ISAT itu ditransaksikan 1.285 kali dengan volume 52.061 lot senilai Rp 19,8 miliar. Sahamnya bisa bertahan positif meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah.
Saat ini Pemerintah Indonesia pegang 14,29% saham Indosat, sedangkan mayoritasnya dikuasai Ooredoo Asia Pte Ltd (Qatar Telecom) sebanyak 65%. Sisanya sekitar 20,71% beredar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Jika Jokowi ingin merebut Indosat kembali jadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), berarti ada sekitar 65% yang bisa dibeli kembali. Kira-kira berapa harga 65% saham Indosat tersebut?
Mengacu kepada harga saham Indosat per Jumat kemarin di Rp 3.710, maka harga 65% atau 3,53 lembar sahamnya adalah Rp 13,1 triliun. Nilainya ini lebih tinggi dari dana yang didapat pemerintah waktu menjual 41,94% saham Indosat sebesar Rp 5,62 triliun.
(ang/ash)