Tewaskan Pengguna, Charger Abal-abal Dilarang Beredar

Jakarta - Seorang wanita ditemukan terkapar tak bernyawa. Kuat dugaan bahwa ia tewas karena menggunakan charger USB yang tidak memiliki standar keamanan.

Kecelakaan seperti itu memang bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya sudah banyak cerita horor dari para pengguna charger abal-abal, mulai dari menyebabkan arus pendek listrik, hingga bikin gadget terbakar hingga meledak.


Kisah charger abal-abal perenggut nyawa itu kini mencuri perhatian pemerintah Australia. Pasca kejadian yang menewaskan warganya, otoritas setempat langsung mengeluarkan aturan soal larangan menggunakan charger tanpa standar keamanan.


“Alat ini bisa menimbulkan risiko serius. Bisa merusak alat elektronik atau menimbulkan kebakaran,” kata Rod Stowe, Komisaris untuk lembaga regulasi perdagangan di Australia.


Untuk menunjukkan keseriusannya lembaga tersebut langsung menarik peredaran charger abal-abal di sekitar Campise, kota kecil yang terletak di barat daya Sydney, Australia.


Bahkan di wilayah tersebut diberlakukan aturan khusus. Siapapun yang terbukti menjual charger tanpa sertifikasi keamanan akan didenda hingga 875 ribu dolar Australia atau setara dengan Rp 1 miliar!


Selain itu komisi perdagangan Australia juga mengimbau agar konsumen hanya menggunakan perangkat elektronik yang sesuai dengan sertifikasi keamanan Electricity (Consumer Safety) Act 2004.


Sebelumnya, ibu dua anak bernama Sheryl Anne Aldeguer ditemukan sudah tidak bernyawa di rumahnya yang belokasi di East Gosford. Ia ditemukan menggunakan headphone dan menderita luka bakar parah di telinga serta dadanya.


Diduga kuat, charger USB yang sedang digunakan korban untuk mengisi ulang ponsel menghantarkan voltase terlalu tinggi dan menyetrum tubuhnya. Korban dalam posisi sedang menelepon. Dalam penyelidikan, diduga dia tersetrum melalui earphone yang sedang dipakainya.


(eno/ash)