Cerita berawal dari perang browser Microsoft dengan Netscape pada 1996. Seorang pria atas nama V_Graph mendekati Microsoft dengan komponen browser yang terbilang baru kala itu. Browser ini bisa mengintegrasikan konten web ke custom application. Mereka menyebutnya 'web widgets'.
Meski diapresiasi, penawaran mereka ditolak dan pada akhirnya dikembalikan. Namun beberapa bulan kemudian, Microsoft meluncurkan Internet Explorer 3.0 yang langsung menjadi browser nomor satu. Teknologinya sangat mirip dengan milik V_Graph.
Venture Beat yang mewawancarai mantan Presiden V_Graph, Rob Morris, pada Jumat (27/6/2014) melansir, pada 1996 perusahaannya memasarkan komponen web browser yang mereka kembangkan. Produk ini bahkan masuk dalam ulasan sejumlah situs teknologi terkemuka saat itu.
Ketika Microsoft muncul dengan browsernya yang mirip dengan teknologi V_Graph, bisnisnya hancur. Dikatakan Morris, di tengah kompetisi dan inovasi pada 1990-an, garis antara etika dan keadilan terasa kabur.
"Saya rasa mereka tidak punya paten untuk itu. Karena untuk mendapatkan sebuah paten, Anda memerlukan sesuatu yang baru. Dan kami sudah menjualnya sebelum mereka," ujarnya.
Lantas, apa hubungannya dengan pengguna Android? Dikatakannya, jutaan handset Android melisensi teknologi Microsoft. Para penggunanya merasa sangat terbantu dengan teknologi di dalamnya, yang diklaim Morris adalah milik perusahaannya. Next
(rns/ash)