Jokowi, Kenapa Tidak Buyback Telkomsel Saja?

Jakarta - Joko Widodo disarankan untuk mengalihkan targetnya jika serius mau melakukan buyback untuk menasionalisasi aset telekomunikasi. Daripada repot-repot membeli Indosat, sang capres disarankan untuk membeli kembali saham Telkomsel agar utuh 100% jadi milik Indonesia.

"Ketimbang membeli kembali saham Merah Putih di Indosat, lebih baik Jokowi jika terpilih memberikan perhatian lebih kepada Telkom Group," kata Founder IndoTelko Forum Doni Darwin dalam rilis yang diterima detikINET, Rabu (25/6/2014).


Seperti diketahui, Telkomsel memang masih mayoritas milik Indonesia melalui Telkom Group. Namun itu cuma 65% saja. Sisanya, 35% kepemilikan dikuasai oleh Singapura melalui SingTel. Sementara Indosat, saat ini 65% sahamnya dimiliki oleh Ooreedo (Qatar Telecom/Qtel).


Sebelum dilepas ke Qtel pada 2008, Indosat juga sempat lama dikuasai oleh Singapura, tepatnya selama enam tahun lebih sejak pemerintah Indonesia di era Megawati menjual 41,94% saham Indosat kepada Singapore Technologies Telemedia (STT) dengan harga USD 627 juta pada 2002.


Kemudian pada tahun 2009, Qtel kembali membeli 24,19% saham dari masyarakat melalui tender offer sehingga total kepemilikannya menjadi 65%. Salah satu tokoh yang ikut mendorong tender offer waktu itu adalah Jusuf Kalla.


Kala itu, STT memutuskan untuk melepas Indosat pasca keluarnya putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang menyatakan adanya kepemilikan silang dari Temasek di Telkomsel dan Indosat. Kepemilikan silang itu diwakili dengan kehadiran STT di Indosat dan SingTel di Telkomsel.


Dengan dua pilihan yang ada, maka Jokowi pun disarankan untuk memilih yang terbaik untuk buyback. Telkom dinilai harus didorong membeli kembali saham di SingTel dan mengamankan jalur komunikasi agar isu-isu penyadapan seperti dihembuskan mantan agen NSA Edward Snowden beberapa waktu lalu tak muncul lagi.Next


(rou/rou)