Andromax sendiri sebenarnya adalah usaha Smartfren yang ingin mengerek jumlah pelanggannya. Dibanding pesaingnya, operator telekomunikasi ini memang satu-satunya yang masih bertahan di teknologi CDMA. Dengan minimnya ponsel CDMA di pasaran, Andromax pun dijadikan solusi.
Tercatat ada sekitar 6 varian Andromax yang ditawarkan dan masing-masing mengincar segmen pengguna berbeda, mulai dari entry-level, hingga mid-to-high. Adapun varian-varian tersebut adalah Andromax C, G, I, U, V, dan Z.
Murah meriah jadi jurus jitu Andromax, terutama bila dibandingkan ponsel sekelasnya. Inilah yang akhirnya menjadi kekuatan Andromax yang kini menempati posisi runner-up sebagai seri ponsel paling laris di Indonesia.
Berdasarkan data IDC, di kuartal keempat 2013 lalu, Andromax tercatat diimpor sebanyak 581.000 unit. Angka ini tumbuh pesat karena di kuartal ketiga hanya dipasok 339.000 unit.
Kembali ke soal Android murah Smartfren, dimulai dari varian Andromax C2. Dengan banderol Rp 650 ribu, konsumen telah mendapatkan smartphone berdimensi 4 inch dengan resolusi 800x480 pixel, yang ditenagai prosesor dual core Snapdragon di dalamnya. Kombinasi harga dan spesifikasi yang sulit ditemukan di produk pesaingnya.
Sedangkan bagi konsumen yang membutuhkan layar sedikit lebih besar, Smartfren menyiapkan Andromax G2. Berbekal Rp 900 ribu konsumen sudah dapat merasakan tampilan 4,5 inch yang diusungnya. Next
(ash/ash)