Tantangan Terbesar Bisnis 'Awan' di Indonesia

Jakarta - Perlahan tapi pasti, teknologi cloud computing mulai digunakan oleh banyak perusahaan di berbagai negara. Lalu bagaimana dengan potensinya di Indonesia?

Banyak hal yang perlu dipersiapkan sebelum sebuah perusahaan memutuskan untuk membuat sistem berbasis komputasi awan. Mulai dari infrastuktur, jaringan, hingga berbagai perangkat yang nantinya akan digunakan oleh user. Tak ketinggalan, kualitas internet juga menjadi salah satu kesuksesan cloud computing.


Di Indonesia, banyak yang masih meragukan kredibilitas cloud computing. Berdasarkan data IDC para pekerja TI di Tanah Air masih sangsi soal keamanan data dan jaringan, belum lagi soal biaya, dan SDM yang masih belum banyak.


Namun menurut Fujitsu hal itu sejatinya bisa diselesaikan dengan menggunakan jasa pihak ketiga, yakni produsen yang menyediakan manage services layanan komputasi awan yang lengkap, mulai dari infrastuktur hingga perangkat yang akan dipakai user.


Tapi para penyedia jasa mengelola layanan komputasi awan hal itu juga masih memiliki kendala, terutama soal kualitas jaringan internet di Indonesia.


"Potensi di Indonesia itu besar, karena banyak perusahaan besar di sana. Tapi kalau tidak didukung dengan kualitas jaringan yang memadai maka hal ini akan menghambat potensi tersebut," kata Karl Verhaust Vice President Cloud & Strategic Solutions, ketika disambangi detikINET di Tokyo International Forum beberapa hari lalu.


Ke depannya pun Karl memprediksi bahwa industri clod computing di Indonesia akan tetap tumbuh, dan persaingan para penyedia jasa pengelola sistem berbasis komputasi awan pun kian marak. Tapi sementara ini Fujitsu mengaku belum punya banyak pesaing.


"Manage services cloud di Indonesia itu masih kecil, karena ini masih merupakan konsep baru di Indonesia. Sebab mereka (perusahaan-red) masih lebih suka memiliki staff sendiri. Ditambah lagi tenaga kerja TI di indonesia masih murah," jelas Karl.


"Sejauh ini persaingnnya memang masih kecil, tapi kami sudah siap untuk itu (persaingan-red)," tandas pria bule yang fasih berbahasa Indonesia itu.


(eno/ash)