Dishub DKI Cekal Taksi Mewah Uber!

Jakarta - Niat Uber untuk menjadi solusi kemacetan di Jakarta sepertinya hanya akan menjadi impian. Sebab Pemprov DKI menggolongkan layanan taksi mewah yang ditawarkan Uber sebagai taksi gelap sehingga melarangnya beroperasi.

Uber merupakan aplikasi perantara di smartphone antara penumpang dengan mobil sewaan kelas atas seperti Camry, Alphard dan Mercy.


"Itu termasuk taksi gelap, tidak ada izinnya dari Pemprov DKI. Saya sedang memproses juga situsnya itu. Ini kan baru kita pelajari, menurut aturan main kita, itu termasuk melanggar," kata Kadishub M Akbar di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarata Pusat, Senin (18/8/2014).


Akbar menjelaskan, angkutan umum harus mengikuti prasyarat tertentu seperti lulus uji KIR dan memakai pelat kuning. Sedangkan Uber menggunakan pelat hitam. "Taksi Uber bayarnya pakai kartu kredit, mobilnya juga mobil kelas atas seperti Mercedes-Benz dan mobil kelas atas lainnya," katanya.


Akbar mengatakan, kehadiran taksi Uber dapat mengganggu kelangsungan angkutan umum yang sudah lama beroperasi. "Kita akan hapus, artinya kalau dia mau tetap beroperasi harus izin dulu, tapi dia belum ada izin. Sebenarnya ini adalah satu kreativitas. Kita sedang pelajari dan siapkan langkah-langkah untuk melarang," katanya.


Akbar menjelaskan, Pemrov sudah pernah mengundang Uber untuk bertemu, namun mereka tidak datang. "Entah pihak mereka tidak mau datang atau Dishub yang salah kirim surat, yang pasti waktu kita rapat mereka tidak datang," katanya.


Akbar mengatakan, saat ini lembaganya sedang dalam proses mempelajari bagaimana melarang Uber. Hal ini disebabkan usaha ini dijalankan lewat aplikasi iPhone dan Android.


Aplikasi Uber diperkenalkan pekan lalu. Uber mempertemukan penumpang dengan sopir dan kendaraannya. Semua orang yang punya mobil kelas atas dan mau berbagi tumpangan, bisa mendaftar ke Uber dan mendapat komisi. Penumpang juga harus mendaftar ke aplikasi Uber. Pembayaran dilakukan dengan kartu kredit.


"Indonesia adalah negara penting bagi Uber. Bukan hanya karena populasinya yang besar, namun banyak lokasi yang bisa dijelajahi, termasuk di Jakarta," kata Mike Brown, Regional General Manager Uber Southeast Asia di The Plaza, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (13/8/2014).


Mike mengetahui bahwa Jakarta termasuk kota dengan tingkat kemacetan yang tinggi. Belum lagi masalah penetrasi kartu kredit di Tanah Air yang belum semeriah di negara besar lainnya. (ros/ash)