Indonesia Dinilai Belum Butuh Data Center Tier-4

Jakarta - Mayoritas perusahaan di Indonesia dinilai masih belum memerlukan data center Tier-4 seperti persyaratan minimum yang dibutuhkan oleh perusahaan sekelas Google dan Facebook.

Menurut Direktur Consulting & Enterprise Delivery Multipolar Technology Halim D Mangunjudo, kebutuhan pasar untuk data center Tier-4 di Indonesia masih belum besar karena spesifikasinya tinggi dan harganya juga masih sangat mahal.


"Pertanyaannya dengan melihat kebutuhan Tier-4, perusahaan mana di Indonesia yang mau mengeluarkan uang sebesar itu untuk data center. Kalau kami di Multipolar selalu bilang Tier-3 plus atau ready for Tier-4," ujarnya di Kaffein, Foundry 8, Jakarta.


Halim berpendapat, perusahaan di Indonesia saat ini harusnya sudah cukup puas jika bisa benar-benar mendapatkan spesifikasi sesungguhnya untuk data center sekelas Tier-2 maupun Tier-3. "Jadi bukan sekadar klaim saja," kata dia.


Selain itu, ia juga menilai masih banyak perusahaan yang salah kaprah dalam membedakan pengertian antara Disaster Recovery Center (DRC) dan Disaster Recovery Plan (DRP). Padahal, pemahaman itu sangat penting untuk mendesain data center.


"Masih banyak yang belum paham tentang perbedaan antara DRC dan DRP. Mereka pikir DRC itu sama dengan DRP, padahal itu sama sekali berbeda. Salah kaprah ini memang harus diluruskan," katanya.


Menurutnya, dalam membangun sebuah data center itu memerlukan kajian lingkungan pendukung, seperti pasokan listrik, keamanan data, backup, koneksi jaringan, hingga kemungkinan bencana.Next


(rou/yud)