Dari 6.000 menara tersebut, 4.500 di antaranya berasal dari eksisting. Sementara 1.500 sisanya datang dari Axis Telekomunikasi Indonesia yang diakuisisi USD 856 juta.
Keputusan untuk melepas 3.500 menara itu sebelumnya juga untuk menjaga kas perusahaan yang negatif pasca merger akuisisi. Duitnya pun kemudian dialokasikan untuk menambah belanja modal 2015 yang membutuhkan Rp 7 triliun.
"Kekurangannya akan kami ambil dari kas internal," kata Dian Siswarini setelah diangkat menjadi President Director & CEO XL Axiata yang baru menggantikan Hasnul Suhaimi dalam RUPST di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (1/4/2015).
Sejak mengakuisisi Axis, pembukuan XL diakui masih minus karena belum bisa memanfaatkan spektrum 1.800 MHz untuk menggelar 4G LTE. Namun untuk menekan kerugian, diakali dengan cara mempercepat integrasi XL-Axis.
"Dari yang tadinya dijadwalkan selesai di kuartal pertama 2015 kita kebut integrasinya dan selesai di kuartal keempat 2014. Dari situ kita bisa menghemat Rp 2 triliun," jelas Dian.
Dengan kondisi keuangan yang masih belum positif, XL sendiri tak menutup kemungkinan untuk melepas sisa menaranya. Kemungkinan itu sendiri masih terus dibahas di internal.
"Tapi karena sekarang kami fokus ke layanan data, kami bisa saja membangun menara baru yang bisa mendukung BTS 4G," pungkas Dian.
(rou/ash)