Raja Game Mobile Mulai Tersungkur

Jakarta - Ketika game mobile mulai booming, munculah nama-nama game yang meledak begitu cepat. Tak hanya cepat populer, namun juga membuat keuntungan melesat dan seolah-olah nasib baik akan menjaga mereka hingga beberapa tahun ke depan.

Sayangnya, industri game mobile sama kerasnya seperti di game konvensional. Memang, dalam sebuah catatan, keuntungan yang diraih di bisnis ini terus meningkat dari tahun ke tahunnya.


Seperti riset yang diungkap oleh SNL Kagan, publisher konten game mobile menyebutkan, di tahun 2009, industri ini mampu menghasilkan pendapatan hampir USD 540 juta atau lebih dari Rp 5 triliun!


Angka tersebut sebetulnya adalah lonjakan, di mana ada kenaikan signifikan hingga 12% dari 'hanya' USD 382 juta saja atau sekitar Rp 3,5 triliun. Di tahun itu, Electronic Arts (EA) merupakan publisher game mobile nomor satu.


Sedikit menjadi catatan adalah, di tahun 2009 industri game mobile yang meraup keuntungan besar itu lebih didominasi oleh game-game klasik yang dibawa ke perangkat seperti iPhone atau Android. Karena di tahun itu, tersebut nama Rovio yang baru lahir dan segera unjuk gigi.


Nama Rovio memang mencuri perhatian karena salah satu game kreasi mereka, Angry Birds begitu fenomenal. Di tahun pertamanya, ketika eksklusif di iOS, si burung pemarah ini begitu mendominasi daftar game yang paling laris diunduh.


Tak mengherankan, pada tahun 2011 saja, Rovio sudah berhasil mengumpulkan pendapatan USD 106,3 juta dari aktivitas download dan penjualan consumer product. Sehingga, bila dipotong pajak, perusahaan asal Finlandia itu berhasil mengantongi laba USD 67.6 juta atau 64% dari total keuntungan.Next


(tyo/ash)