Soal Model Human Interest: Bayar atau Tidak Bayar?

Jakarta - Ada fotografer yang berprinsip dengan tegas menolak memberi bayaran kepada subjek yang di foto dalam street photography atau human interest. Tapi banyak juga yang tidak masalah tentang membayar atau memberikan tip kepada subjek foto.

Alasan sebagian fotografer untuk tidak membayar subjek yang difoto supaya hasil dan momen yang didapat otentik (asli). Arti otentik yaitu dibuat dengan cara tradisional yang asli, bukan buatan atau dipaksakan.


Tidak jarang saat saya berada di suatu lokasi, saya menemui orang lokal yang berpenampilan cukup unik yang langsung meminta uang saat saya mengangkat kamera saya. Ada yang menawarkan jasa menjadi model seperti nelayan, tukang perahu dan sebagainya. Ada juga yang seakan-akan bersemangat untuk dipotret dan setelah dipotret, kita setengah 'dipaksa' untuk membayar sejumlah tip ke mereka. Wadaow!


Saya sendiri akan langsung menolak jika ada yang meminta uang secara langsung. Biasanya model yang seperti itu tidak otentik dan tidak menarik bagi saya. Tapi terkadang saya meninggalkan beberapa tip demi alasan kemanusiaan, terutama jika subjek yang saya foto sangat miskin dan sangat membutuhkan uang untuk kelangsungan hidup mereka.


Saya dan teman-teman peserta tur bertemu dengan seorang nenek di pinggir jalan yang sepertinya menjual lidi untuk membuat tusuk gigi. Nenek ini sangat ramah dan terus berbicara dan tersenyum. Setelah memotret, banyak peserta yang memberikan uang kecil secara ikhlas. Benar atau salah ya?


Saya lihat kebanyakan fotografer (terutama yang profesional) lebih cenderung memilih menyewa jasa model beserta propertinya di lokasi pemotretan. Hal ini terutama karena keterbatasan waktu yang mereka punyai untuk menunggu sesuatu yang 'otentik' itu muncul di depan hidung mereka.


Hal ini sah-sah saja, tapi tidak sepenuhnya menggambarkan kondisi yang ada, tapi foto yang dihasilkan lebih ke imajinasi sang fotografer itu sendiri. Kita sering melihat foto-foto semacam ini di iklan-iklan travel.


Meskipun lebih mudah dan hemat waktu jika kita memberikan uang atau menyewa jasa orang lokal untuk berpose sesuai keinginan kita, tapi hal ini lambat laun akan membuat harapan orang lokal tersebut untuk selalu dibayar setiap dipotret. Ujung-ujungnya fotografer-fotografer amatir akan sulit mendapatkan sesuatu yang otentik di lokasi yang eksotis.


Jadi, memberikan uang kepada subjek foto seperti pisau bermata dua. Kalau tidak memberi, kemungkinan mendapatkan foto yang bagus lebih kecil dan kita bisa dikritik pelit dan tak berperasaan mengingat peralatan fotografi kita harganya berjuta-juta. Kalau memberi uang, kita akan mendapatkan foto yang tidak otentik.


Bagaimana menurut pandangan Anda semua? Apakah lebih bijak memberi uang atau tidak?


Yuk, belajar fotografi, editing dan ikut tur fotografi dengan infofotografi.com

(jsn/ash)