Membengkak 214%, Indosat Rugi Rp 71 Miliar

Jakarta - PT Indosat Tbk (ISAT) mencatat rugi Rp 71,1 miliar di triwulan I-2013. Kerugian ini membengkak 214% dibandingkan posisi pada periode yang sama tahun lalu dimana rugi Rp 22,6 miliar.

Membengkaknya kerugian ini akibat adanya peningkatan beban pendanaan sebagai akibat penerapan transaksi sewa dalam penjualan menara telekomunikasi.


Sementara pendapatan Anak usaha Ooredoo (dulu Qatar Telecom/Qtel) itu di tiga bulan pertama tahun ini dibukukan Rp 5,788 triliun, naik 17% dibandingkan posisi pendapatan tahun lalu pada periode yang sama Rp 4,921 triliun.


Direktur Keuangan ISAT Stefan Carlsson mengatakan, bertambahnya kerugian dipicu oleh tiga faktor, yaitu financial lease, rugi kurs, dan akselerasi depresiasi.


"Jika tidak ada tiga faktor itu, normalnya laba di periode triwulan pertama bisa mencapai Rp 363 miliar," ujarnya di kantor pusat Indosat, Jalan Medan Merdeka Barat, Rabu (8/5/2013).


Nilai dari akselerasi depresiasi di akhir Maret 2013 itu mencapai Rp 302 miliar dengan rugi kurs sebesar Rp 81 miliar. Rugi kurs ini diakibatkan utang perseroan dalam bentuk dolar AS.


Total utang Indosat di triwulan I-2013 mencapai Rp 21,459 triliun, sudah berkurang 7,2% dari posisinya tahun lalu di periode yang sama Rp 23,11 triliun.


Direktur Utama Indosat Alexander Rusli menambahkan, tahun ini Indosat akan melakukan refinancing utang-utang ini melalui pinjaman perbankan dengan biaya lebih murah.


"Kita tinggal pilih saja mana yang mau dibayar dulu, ini kan untuk jangka panjang. Lagipula sisa dana dari jual tower (menara BTS) tahun lalu juga masih cukup buat bayar utang," kata Alex.


Tahun ini, Indosat membidik pertumbuhan pendapatan minimal setara dengan pertumbuhan industri telekomunikasi 11%. Dengan pertumbuhan 11% maka pandapatan Indosat di akhir 2013 ini bisa mencapai Rp 6,42 triliun.


(ang/ash)