Developer Indonesia Masih Kurang Pede

Jakarta - Dengan penetrasi seluler di Indonesia yang mencapai 120%, seharusnya ini menjadi ceruk besar bagi perkembangan industri aplikasi lokal. Walaupun pada kenyataanya, hal tersebut belum dikeruk secara potensial.

Dito Respati, Head of Mobile Apps Developer Community Telkomsel, pernah melakukan survei kecil-kecilan tentang pengguna smartphone di Indonesia. Hasilnya, orang Indonesia menggunakan 189 menitnya untuk menggunakan device.


"Dari situ sebagian besar atau 62 menit digunakan untuk melakukan komunikasi termasuk social media, chatting atau email. Khusus berselancar di social media mencapai 19 menit," katanya, saat berbincang santai dengan wartawan, di sela-sela acara Startup Asia 2013, di Plaza Bapindo, Jakarta.


Dito secara khusus menyoroti mengenai booming developer di Indonesia. Menurutnya, banyak pengembang di tanah air yang mempunyai ide kreatif, tapi akhirnya cuma tenggalam begitu saja.


Dia mencontohkan ada satu aplikasi bernama Gamelan DJ yang sukses mendapatkan 500 ribu downloader di toko aplikasi. Namun sayangnya, aplikasi itu belum bisa menghasilkan uang alias di-monetize.


"Mindset developer di tanah air kita tuh cuma membuat aplikasi lalu dimasukan ke toko apilikasi, kemudian sudah. Tidak ada kelanjutannya atau bagaimana membuat aplikasi ini menghasilkan uang," ujar Dito.


Padahal, di toko aplikasi sering sekali developer lokal masih harus bersaing dengan aplikais global. Ini belum termasuk kurangnya dukungan dari pembesut sistem operasi membuka diri ke Indonesia.Next


(tyo/sha)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!