Kerugian ini terjadi gara-gara omzetnya anjlok ke titik terendah dalam lima tahun terakhir, yaitu hanya sebesar NTD 33,1 miliar (Rp 12,3 triliun). Padahal pada periode yang sama tahun lalu HTC masih meraup untung sebesar NTD 85 juta.
Namun perusahaan yang bermarkas di Taipei ini yakin omzetnya bisa kembali menanjak di triwulan kedua tahun ini dengan diluncurkannya ponsel premium HTC One M8 dan ponsel kelas menengah Desire 816 yang membidik pasar Tiongkok.
"Perusahaan mengharapkan adanya permintaan yang tinggi dari HTC One M8 dan Desire 816 di triwulan kedua. Penjualan akan naik, dan perusahaan bisa kembali meraup untung di paruh kedua tahun ini," kata manajemen HTC dalam keterangan tertulisnya yang dikutip AFP, Selasa (7/4/2014).
Tapi optimisme perusahaan itu tidak disambut baik oleh para analis yang menilai HTC masih butuh perjuangan berat sebelum mengukuhkan posisi di industri ponsel yang sekarang ini didominasi Apple dan Samsung. Selain itu ada juga pemain di kelas menengah dan bawah seperti Lenovo dan Huawei.
Analis J.P. Morgan Alvin Kwock menilai HTC kinerja keuangan HTC belum bisa rebound sebelum ia bisa menyaingi kecepatan pertumbuhan Samsung di industri yang sama.
Produsen elektronik asal Korea Selatan (Korsel) itu menghabiskan USD 11,6 miliar (Rp 116 triliun) hanya untuk kepentingan marketing dan promosi di 2013, bandingkan dengan pengeluaran HTC yang hanya USD 877 juta (Rp 8,7 triliun).
Pangsa pasar HTC di industri ponsel saja sudah turun menjadi hanya 4,6% di 2012, jatuh dari posisi sebelumnya 8,8% setahun sebelumnya. Samsung masih menguasai pasar ini dengan pangsa 30,3% sedangkan Apple sebesar 19,1%.
(rou/rou)