Jawaban:
Nilai ISO, F, dan shutter speed tergantung pada kekuatan cahaya di dalam ruangan. Dan karena terang gelapnya ruangan tidak sama satu sama lain, sehingga kita tidak bisa menentukan patokan pastinya. Yang penting dipahami adalah bagaimana nilai F, ISO dan shutter speed mempengaruhi hasil foto.
Semakin tinggi ISO, semakin peka kamera dapat menyerap cahaya, jadi semakin tinggi nilai ISO, semakin terang hasil fotonya. Di kondisi cahaya di dalam ruangan yang cenderung gelap (menurut kamera). Maka ISO yang digunakan biasanya tinggi, misalnya ISO 1600.
Untuk nilai bukaan/f-nya, tergantung dari jumlah orang yang difoto, jika sampai berlapis-lapis, maka, f yang digunakan harus cukup kecil (angka f-nya besar) seperti f/8, supaya semua orang terlihat tajam. Masalahnya, nilai F juga mempengaruhi terang-gelap foto.
Jika mengunakan bukaan kecil seperti f/8 cahaya yang masuk ke dalam kamera akan berkurang. Jadi kita harus mencari keseimbangan. Kalau cahaya ruangan gelap sekali dan yang difoto cuma 1-2 lapis, gunakan f/5.6 daripada f/8 supaya lebih banyak cahaya bisa masuk ke dalam kamera.
Setelah ISO dan F sudah diset, tinggal kita atur nilai shutter speednya sampai lightmeter menunjukkan angka nol. Jika masih kurang terang, lambatkan nilai shutter speed, atau naikkan nilai ISO.
Hati-hati dengan shutter speed, jika terlalu lambat, foto bisa tidak tajam/blur, terutama jika ada yang bergerak. Usahkaan mendapatkan nilai shutter speed yang agak cepat, misalnya 1/30 detik, atau lebih cepat lagi jika cahaya memungkinkan.
Di kondisi cahaya yang sangat redup atau jika ingin kualitas gambar yang lebih baik, flash bisa digunakan. Saat mengunakan flash, ISO tidak perlu terlalu tinggi, sekitar ISO 400-800 sudah cukup baik.
Untuk fokusnya, gunakan titik fokus tengah. Titik/kotak ini lebih sensitif daripada titik-titik yang lain sehingga lebih akurat. Jangan kuatir, Orang-orang yang berada di samping atau belakang akan tetap tajam karena bukaan (F) yang diset cukup kecil (f/5.6-f/8).
(jsn/ash)