Dengan jumlah karyawan sekitar 114 ribu orang dan penjualan 26 miliar euro, gabungan dua perusahaan diprediksi bisa merangkak ke posisi dua di pasar infrastruktur telekomunikasi, dengan pangsa pasar global 35%, setelah Ericsson dengan 40% dan menyalip Huawei dengan pangsa pasar 20%.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (16/4/2015), prediksi analis dari Bernstein Research ini menyebutkan, Nokia yang baru akan lebih kuat terutama di pasar penting seperti Amerika Utara dengan kontrak operator utama seperti AT&T dan Verizon.
Prediksi serupa disampaikan Mikko Ervasti, analis Evli Bank di Helsinki. Dikatakannya, kesepakatan ini menempatkan Nokia di antara para pemimpin pasar infrastruktur telekomunikasi global.
"Nokia jelas sangat fokus pada jaringan operasionalnya dan akuisisi ini akan membuatnya cukup besar untuk menantang Ericsson," sebutnya.
Proses pembelian diharapkan rampung pada paruh pertama 2016. Menyusul kabar ini, sayangnya harga saham Nokia anjlok 7%. Pembelian Alcatel dikhawatirkan investor mengingat perusahaan Alcatel sedang merugi. Sebaliknya, saham Alcatel mengalami kenaikan.
(rns/fyk)