Ambisi Mantan Raja Ponsel Kuasai Bisnis Telekomunikasi

Jakarta - Nokia sekarang sudah sangat berbeda dari yang kita kenal dahulu. Mereka tak lagi menjual ponsel, bisnis yang sempat melambungkan namanya di seluruh dunia. Nokia memilih fokus pada bisnis infrastruktur dan layanan telekomunikasi serta punya ambisi tinggi dengan aksi akuisisi pada Alcatel Lucent.

Duet Nokia dan Alcatel memang patut diwaspadai kompetitor utama seperti Ericsson atau Huawei. Sebagai ilustrasi, pada tahun 2014 kedua perusahaan punya kombinasi penjualan USD 28,6 miliar dan profit sekitar USD 2,45 miliar.


Kemudian kombinasi riset dan pengembangan keduanya total mencapai USD 5 miliar serta cadangan uang tunai USD 7,9 miliar. Eksekutif kedua perusahaan meyakini, mereka akan sangat kuat untuk menantang kompetitor seperti Ericsson, Huawei atau ZTE. Bahkan juga raksasa jaringan asal Amerika Serikat seperti Cisco bisa terancam oleh duet Nokia dan Alcatel.


Mereka-mereka ini saling bersaing menciptakan teknologi jaringan kompleks yang tidak terlihat oleh sebagian besar konsumen, yang memungkinkan smartphone atau produk telekomunikasi lain dan storage data bekerja lebih cepat dan efektif.


"Kami punya banyak teknologi yang saling melengkapi dan portofolio yang komprehensif untuk memungkinkan internet of things dan transisi ke cloud," kata CEO dan Presiden Nokia, Rajeev Suri yang dikutip detikINET dari eWeek, Kamis (16/4/2015).


"Kami akan memiliki kekuatan di setiap bagian dunia, termasuk posisi terdepan di Amerika Serikat dan China," klaim pria berdarah India tersebut.


Menurut biro riset Gartner, pada tahun 2014 Ericsson masih memimpin pasar perangkat telekomunikasi dengan pangsa pasar 17,7% dan pendapatan USD 29,9 miliar. Posisi kedua ditempati Huawei dengan pangsa 16,1% dan pendapatan USD 27,2 miliar. Next


(fyk/rns)