Contohnya saja televisi pintar, yang beberapa di antaranya dilengkapi dengan kamera. Ini membuat kegiatan menonton bisa berlangsung secara dua arah. "Kamu menonton televisi, dan televisi menonton kamu," ungkap Eugene Kaspersky, CEO Kaspersky Lab dalam sebuah diskusi panel di Kaspersky Cybersecurity Summit 2015, Rabu (16/4/2015).
Dan untuk menghentikannya, si pemilik televisi harus menyetor sejumlah uang ke penyebar malware, sebuah aksi yang jamak disebut dengan istilah ransomware.
Kaspersky memang masih berandai-andai, dan hal itu bukan tak mungkin terjadi jika nantinya sudah ada malware untuk televisi pintar. Menurut pria asal Rusia itu, sepertinya malware untuk televisi pintar tak lama lagi akan bertebaran di dunia maya.
"Namun tenang saja, kami sudah punya semacam antivirus untuk perangkat smart TV. Namun kami belum merilisnya, karena sampai saat ini belum ada serangan semacam itu," ujar Kaspersky.
Ke depannya, serangan semacam ini diperkirakan akan terjadi ke semua perangkat yang punya embel-embel smart di namanya, seperti smart home, smartwatch, dan sebagainya.
Pertumbuhan malware saat ini berada pada tahap yang cukup mengkhawatirkan. Setiap harinya ada sekitar 325 ribu malware baru. Pada tahun 2014, tercatat ada sekitar 260 juta malware, padahal 10 tahun sebelumnya, hanya ada sekitar 500 ribu malware yang beredar di dunia cyber.
(asj/ash)