Nawa Cita ala Kominfo: Nelayan Digital Sampai Perkuat Sinyal di Perbatasan

Jakarta - Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla telah menyusun langkah perioritas dalam melaksanakan pembangunan lima tahun ke depan. Semua tertuang dalam Nawa Cita. Hal ini membuat seluruh Kementerian di Kabinet Kerja mengarap program yang berlandaskan pokok Nawa Cita, tak terkecuali Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Seperti ditegaskan Menkominfo Rudiantara dalam pemaparan Renstra 2015-2015 dengan stakeholder terkait. Pihaknya telah membuat program yang mendukung seluruh fokus pembangunan nasional yang memberikan manfaat signifikan bagi rakyat dan negara.


"Ada tujuh fokus pembangunan nasional, yakni kedaulatan pangan, energi, kemaritiman, pariwisata dan industri, infrastruktur, SDM dan perbatasan. Kominfo akan mewujudkan ketersediaan dan meningkatkan kualitas layanan komunikasi dan informatika guna mendukung tercapainya fokus pembagunan nasional," ujar pria yang akrab disapa Chief RA ini.


Ia lantas memaparkan bagaimana Kominfo mendukung tujuh sektor tersebut. Sektor kemaritiman, saat ini telah terdapat sebuah program di Nusa Tenggara Barat (NTB) dimana salah satu operator bekerjasama USAID akan memberikan 800 paket kepada nelayan, berupa handset yang telah dilengkapi aplikasi pendukung.


Nantinya sebelum berangkat melaut, nelayan dapat mengetahui kondisi cuaca dan tinggi gelombang. Tak hanya itu, para nelayan pun dapat mengetahui letak plangton lewat aplikasi yang terinstal di dalam handset tersebut. Ini tentu akan membantu mereka dalam mencari daerah tangkapan ikan.


"Handsetnya nanti masih bisa dipakai di laut. Meski tidak tersedia jaringan seluler, nelayan masih bisa menggunakan GPS untuk mengetahui letak sumber plangton. Mereka pun tidak perlu takut kehabisan baterai karena diberikan pula solar cell," terang Chief RA.


Di sektor pariwisata, Kominfo akan berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata untuk mencari daerah tujuan wisata mana yang harus segera dibangun infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). "Pariwisata Indonesia itu memiliki ranking yang cukup baik di dunia. Hanya saja bila dikaitkan dengan TIK peringkatnya malah turun. Karenanya kami akan coba segera memperbaikinya," kata Chief RA.Next


(ash/ash)