Hal tersebut dipaparkan oleh laporan yang dimiliki oleh Bank Dunia. Dalam laporannya disebut 64 juta warga Afrika selalu mengandalkan penggunaan dompet digital dalam kesehariannya. Tapi uniknya, layanan dompet digital yang digunakan rata-rata tak terhubung dengan jaringan Bank.
Jadi pengguna dompet digital di Afrika biasanya lebih memilih melakukan deposit sejumlah uang untuk dimasukkan ke akun dompet digital miliknya. Alasan lain populernya penggunaan dompet digital di Afrika juga karena suku bunga pinjaman yang lebih rendah bila nasabah menggunakan dompet digital, dibandingkan kalau dicairkan secara tunai.
Ditambah lagi juga mulai banyak ponsel-ponsel yang harganya terjangkau untuk digunakan sebagai dompet digital. Selain itu konsumen di Afrika juga menganggap penggunaan dompet digital lebih aman, karena tak perlu membawa uang dalam bentuk tunai.
Namun tak seperti di negara-negara yang lebih maju yang mengandalkan jaringan internet untuk layanan dompet digital, transaksi di Afrika jaringannya masih menggunakan SMS yang diproteksi oleh PIN. Jalur SMS juga dipilih karena jangkauannya yang lebih luas dibanding jaringan data, sehingga bisa menjangkau sampai daerah pelosok Afrika.
Saking tingginya minat penggunaan dompet digital di Afrika, seperti detikINET kutip dari Engadget, Kamis (16/4/2015), disebutkan popularitas pemakaiannya meningkat jadi 34% dibanding tahun 2011 yang ada di angka 24%.
Di Indonesia sendiri penggunaan dompet digital juga tengah dimarakkan, baik oleh sejumlah Bank maupun operator-operator seluler. Namun tak seperti di Afrika, konsumen di Indonesia sepertinya masih lebih memilih cara-cara konvensional untuk pembayaran sebuah transaksi seperti misalnya lewat transfer Bank.
(yud/fyk)