Perangkat ini didesain dengan teknologi hibrida, yang merupakan kombinasi teknologi inverter untuk memberikan proses pendinginan pasif dan pendinginan kompresor sehingga menghasilkan kinerja pendingian 4 kali lebih efisien ketimbang unit pendinginan konvensional pada beban pendinginan 65%.
"Dengan efisisensi energi unit pendingin Blue e+, hasil uji coba awal menunjukkan penghematan energi pendinginan sampai dengan 75%," jelas Steffen Wagner, Head of Climate Control Product Management Rittal dalam acara yang juga dihadiri detikINET tersebut.
Dengan rata-rata konsumsi energi 37%, kedua terbesar setelah konsumsi sistem teknologi informasi itu sendiri, inovasi ini diklaim dapat menjadi loncatan besar dalam solusi pendinginan baik untuk kotak panel industri dan rak data center TI.
Selain mengandalkan efisiensi energi yang mendapatkan EER (energy efficiency rating) 3 dan SEER 7.2, Blue e+ menjanjikan tiga keunggulan. Pertama, catu daya bertegangan ganda dari 110 - 480V 50/60Hz, sehingga cocok untuk semua zone di dunia tanpa alat tambahan.
Proses pendinginan terkendali menghilangkan stres termal terhadap komponen dalam enclosure untuk semua komponen dalam kandang. Hal ini tidak hanya meningkatkan daya tahan dan umur layanan unit pendingin dan komponen dalam enclosure, itu juga berarti meningkatkan keterandalan proses.
Unit pendingin Blue e+ tersedia produk beragam sampai dengan 6.000 watt (sebelumnya hingga 4.000 Watt), sehingga dapat digunakan pada kisaran suhu -30°C - 60°C.
Dan ketiga, mudah digunakan. Layar TFT di bagian depan memberikan semua informasi yang relevan sekilas. Informasi ditampilkan dalam teks biasa dan multi-bahasa. Antarmuka komunikasi terstandarisasi memastikan integrasi ydalam sistem kendali pabrik itu.
Selain itu, berbagai protokol seperti CAN bus atau Modbus TCP memungkinkan transfer data real time melalui antarmuka CAN atau Ethernet. Antarmuka NFC (near field communication) memungkinkan parameterisation sederhana beberapa unit pendingin melalui perangkat mobile NFC-enabled.
(httwp/ash)