Laporan terbaru dari firma riset keamanan cyber FireEye mengungkapkan, China terlibat dalam aksi mata-mata yang menyasar sejumlah negara di kawasan Asia, terutama wilayah ASEAN atau Asia Tenggara.
Di antara negara-negara tersebut, Singapura, India, Malaysia, Vietnam, Thailand, Nepal, Filipina dan juga Indonesia menjadi incarannya.
Kabarnya, seperti dilansir Ubergizmo, Senin (13/4/2015), serangan ini dilakukan pada 2005. Ada pengembangan properti intelektual yang besar di Asia, sehingga menjadi lahan sasaran baru bagi aksi serangan cyber.
"Memang tidak ada bukti nyata kalau ini operasional pemerintah China. Namun semua pertanda mengarah ke China," ujar Chief Technology Officer FireEye wilayah Asia Pasifik Bryce Boland.
Dikatakannya, beberapa bukti keterlibatan China yang berhasil dikumpulkan FireEye hanya petunjuk operasional yang ditulis dalam bahasa China, serangkaian kode yang dikembangkan oleh developer China, dan domain mencurigakan yang didaftarkan sebagai perusahaan teh dari sebuah pedesaan di China.
"Negara yang menjadi target mereka memiliki informasi penting bagi pemerintah China, berkaitan dengan intelijen tentang isu utama kawasan Asia, politik, ekonomi, militer, wilayah bersengketa dan diskusi terkait dengan legitimasi Partai Komunis China," duga Boland.
Ini bukan pertama kalinya tudingan mata-mata diarahkan ke China. Sejumlah perusahaan China yang beroperasi di Amerika Serikat (AS) seperti Huawei misalnya, dituduh mengintai pemerintahan negeri Paman Sam.
Kondisi ini menyulitkan perusahaan China untuk berekspansi secara global. Bagi sebagian negara, label China yang melekat sering memunculkan ketakutan aka stereotipe mata-mata pemerintah, terutama di sejumlah negara barat.
(rns/fyk)