Sentilan Pendiri Ask.fm Soal Bullying Hingga Boikot PM Inggris

Jakarta - Dua bersaudara Ilja dan Mark Terebin memang tidak setenar Mark Zuckerberg dari Facebook atau Kevin Systrom sang CEO Instagram. Namun, cerita soal kesuksesan situs yang mereka bangun, Ask.fm tak kalah mentereng bila dibandingkan raksasa sosial media lainnya.

Ask.fm merupakan situs jejaring sosial yang berfokus pada interaksi antar anggotanya dalam bentuk sebuah pertanyaan. Uniknya, sekaligus menjadi kritikan, semua pertanyaan lawan bicara boleh dihadirkan dalam bentuk akun anonim.


Alhasil, Ask.fm menuai kontroversi dengan beragam pro dan kontra. Ditambah lagi, banyak remaja bunuh diri karena aksi cyberbullying di Ask.fm. sampai-sampai Perdana Menteri Inggris David Cameron menyerukan aksi boikot untuk menutup situs ini.


Sampai kasus ini terus menyeruak, Terebin bersaudara termasuk orang yang sulit diminta pendapat. Sampai akhirnya Time melakukan wawancara mendalam, dan berikut rangkumannya, Senin (30/6/2014).


Jadi bagaimana Anda akhirnya membuat Ask.fm?


Ilja: Mark menghabiskan seluruh waktunya di internet. Saya tidak bisa mengatakan hal yang sama tentang diriku sendiri. Ketika kami mulai Ask.fm, aku bahkan tidak menggunakan jejaring sosial.


Mark: Saya bukan orang teknologi sama sekali. Tapi di Bulgaria, ketika krisis dimulai, kami berpikir apa berikutnya? Dan kami pikir internet adalah sesuatu yang kita bisa berpartisipasi di dalamnya. Kami tidak tahu bagaimana coding, tapi kami tahu kami bisa menemukan orang-orang yang berpikir seperti kita.Next


(tyo/ash)