Game Age of Empires (AoE) yang ber-genre Real Time Strategy (RTS) ini pertama kali meluncur tahun 1999 dan bisa dikatakan langsung mendulang sukses. Game ini memang menggunakan engine yang terbilang ringan sehingga sangat diminati gamer saat itu.
Kesuksesan itu pun dimaksimalkan oleh pembesutnya dengan mengeluarkan sejumlah game ekstension hingga sekuel kedua bernama AoE II. Sejumlah produsen game juga membeli lisensi engine yang digunakan oleh sekuel AoE untuk dibenamkan pada gamenya, seperti game Age of Myhtology dan salah satu sekuel game Star Wars.
Saat sekuel ketiga AoE diluncurkan di tahun 2005, sebenarnya kejatuhan game ini sudah mulai terlihat. Ketatnya kompetisi dengan produsen game lainnya yang mengeluarkan game sejenis dengan gameplay yang lebih menarik membuat AoE III menjadi kurang diminati.
Hasilnya, seluruh tim pengembang sekuel AoE pun ditarik seluruhnya oleh Microsoft untuk mengembangkan game Halo. Praktis, game AoE bisa dibilang sudah mati sejak dianaktirikan oleh Microsoft pada tahun 2005 lalu.
Mati suri hingga 6 tahun, Microsoft memutuskan untuk menghidupkan game ini kembali pada tahun 2011 lalu, namun kali ini sebagai game online. Sayangnya apa yang diharapkan tak sesuai ekspektasi, karena game online tersebut dinilai kurang disukai penggemar AoE saat itu.
Dengan sendirinya game ini pun seakan mati suri, tak banyak yang mengingatnya hingga akhirnya Microsoft memutuskan untuk mengubur game ini. Ya, AoE dipastikan telah memasuki masa akhirnya sejak 1 Juli.
Memang masih ada kesempatan game ini bangkit, karena mungkin saja ada pengembang game yang membeli lisensinya dan mencoba menghidupkannya kembali. Tapi untuk saat ini, penggemar game legendaris AoE hanya dapat mengucapkan kalimat, 'Selamat jalan Age of Empires'.
(yud/fyk)