Ditakutkan karena pengemudi dapat terpecah konsentrasinya saat menggunakan fitur pintar yang ada. Memang pengguna dapat dengan mudah mengaksesnya lewat perintah suara, namun pengenalan natural language yang dianggap belum optimal justru bisa menjadi bumerang.
Karena saat sistem tak mengenali perintah suara pengguna, tentunya pengguna dipaksa mengakses fitur lewat sentuhan di layar yang tersedia di dashboard.
Inilah yang diyakini dapat membahayakan pengemudi karena mengakses lewat layar sentuh butuh konsentrasi ekstra sehingga dapat mengganggu fokus ke jalan.
"(Dengan hadirnya teknologi pintar) Produsen mobil dipaksa semakin memperketat aturan keselamatannya masing-masing," ujar Steve Siko pengamat dari Chrysler, seperti dilansir Huffington Post, Kamis (3/7/2014).
Mengakses fitur secara fisik lewat knob ataupun tombol memang masih dipercaya lebih aman, tapi kelebihan yang ditawarkan oleh Google Auto maupun Apple CarPlay juga tak dapat dikesampingkan. Dengan platform pintar tersebut, tak perlu banyak konsol yang dibutuhkan untuk mengakses berbagai fitur.
Sebuah layar sudah cukup mewakili semuanya. Pengguna dapat mengatur suhu ruangan, menyetel radio, memutar musik dan video, mengakses GPS, bahkan bertelepon ria lewat layar tersebut.
Ditambah lagi pada layar tersebut pengguna juga dapat mengetahui secara real-time kondisi mobil itu sendiri seperti suhu mesin, kecepatan dan indikator-indikator lainnya.
(yud/ash)