Aria Wiguna: Sebuah Blessing in Disguise

Jakarta - Beberapa bulan terakhir ini, infotainment Tanah Air dihebohkan dengan berita Eyang Subur versus Adi Bing Slamet. Mendadak muncul sebuah nama yang sebelumnya tidak pernah diketahui. Satu lagi, from nobody to somebody, yaitu Aria Wiguna.

Nama ini menghiasi video YouTube, Twitter, dan juga media online di seluruh NKRI. Mengapa demikian? Apakah yang terjadi?


Ledakan Emosi adalah Blessing in Disguise


Indonesia adalah bangsa yang selalu dihiasi oleh berbagai macam drama, yang sudah merasuki berbagai bidang kehidupan kita. Ben Anderson, seorang Indonesianis, disinyalir mengambil teori imagined community, langsung dari pertunjukan Wayang yang sangat populer di Indonesia.


Drama adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan bangsa kita, dan hal ini bisa kita lihat dari pertunjukan lenong, wayang orang, lawak, dan berbagai show teatrikal yang dapat kita saksikan di layar kaca atau media lain.


Hal ini menyebabkan, seorang Aria Wiguna langsung mendapatkan panggung, sewaktu momen yang tepat datang. Sebuah tontonan drama yang sangat unik, telah ditunjukkan bung Wiguna, langsung di layar kaca.


Saya pikir, momen yang menyebabkan Aria Wiguna menjadi Superstar, sudah menjadi semacam legenda. Sebuah tayangan infotainment, yang menunjukkan bung Wiguna berteriak 'Demi Tuhan…Waktumu Sudah habis…', adalah suatu momen yang akhirnya mengangkat dia kepada Pantheon para selebritis nasional.


Indonesia adalah bangsa yang kreatif, dan semenjak peristiwa itu, lahirlah berbagai hal menarik di dunia maya.


Cyberspace tidaklah harus menjadi limbo yang 'menghisap' segala perhatian dan kesadaran kita. Ada kalanya ia dapat menjadi pelipur lara dan penghibur di tengah berbagai krisis yang kita hadapi.


Ia dapat menjadi seperti 'oase' di padang pasir, dan hal tersebut terjadi sewaktu kita menyaksikan video parodi Aria Wiguna di YouTube. Di tengah serbuan berbagai informasi yang tidak mendidik, video parodi tersebut menjadi suatu hiburan segar bagi siapapun.


Benar-benar tidak diduga sebelumnya, karena sudah lebih dari 100 video parodi Aria Wiguna dapat ditemukan di YouTube. Sementara itu, salah satu dari video parodi tersebut sudah memperoleh lebih dari satu juta view.


Ini suatu hal yang sangat luar biasa, dan Aria Wiguna berkali-kali dipanggil untuk mengisi show, terkait dengan video parodi tersebut. Aria Wiguna telah menjadi salah satu ikon dunia hiburan Tanah Air, dan itu terjadi akibat sebuah peristiwa yang tidak direncanakan sebelumnya.


Di Twitter


Twitter adalah salah satu media sosial (medsos) yang sangat portabel, mudah digunakan, dan sangat adaptabel di gadget. Aria Wiguna sangat menyadari hal tersebut, oleh karena itu dia juga menciptakan akun twitter untuk menyapa penggemar atau fans.


Akun twitter @AriaWigunaAdhiP adalah instrumen bung Wiguna untuk melakukan komunikasi dua arah dengan fansnya. Berdasarkan observasi kami, pertumbuhan follower Aria Wiguna sangat wajar, dan sekarang sudah mencapai angka lebih dari 18.000.


Sementara itu, menurut akun Twitter tersebut, Aria Wiguna akan ultah pada 15 mei. Bung Wiguna sendiri meminta pendapat, apa yang harus dilakukan pada momen itu. Akankah Aria Wiguna melakukan sebuah 'gebrakan' lagi?


Quo Vadis Aria Wiguna?


Seperti Shinta-Jojo dan (eks) Briptu Norman Kamaru, Aria Wiguna mencapai popularitas secara mendadak dan spontan. Menjadi pertanyaan besar, akankah popularitas Aria Wiguna tersebut dapat disustain lebih lama? Hal tersebut tentu saja hanya waktu yang dapat menjawabnya.


Memang, pada akhirnya YouTube dan Twitter menjadi media yang membesarkan Aria Wiguna, dan akhirnya kembali kepada dia sendiri.


Jika Aria Wiguna dapat memanfaatkan cyberspace untuk mensustain popularitasnya, mungkin kita akan lebih lama lagi melihat sepak terjang Bung Wiguna pada dunia hiburan Tanah Air.









Arli Aditya Parikesit Tentang Penulis: Dr.rer.nat Arli Aditya Parikesit adalah alumni program Phd Bioinformatika dari Universitas Leipzig, Jerman; Peneliti di Departemen Kimia UI; Managing Editor Netsains.com; dan mantan Koordinator Media/Publikasi PCI NU Jerman. Ia bisa dihubungi melalui akun @arli_par di twitter, https://www.facebook.com/arli.parikesit di facebook, dan www.gplus.to/arli di google+.

(ash/ash)