Alih-alih menarik tudingan pelaku kepada Korut, AS malah menyebut negara tersebut mencari bantuan pihak asing untuk melakukan peretasan, dan tetap menuduh Korut sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pencurian dan penghancuran data milik Sony Pictures.
Dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (1/1/2015), pemerintah AS menyebut adanya kemungkinan bahwa Korut mengontrak hacker dari luar negaranya untuk melakukan serangan cyber terhadap Sony Pictures.
Keterangan resmi dalam laporan tersebut menyatakan bahwa Korut tak mempunyai kemampuan untuk melakukan sebagian elemen dari serangan yang mutakhir itu.
Ambigunya sikap AS ini membuat beberapa pihak mempertanyakan kebenaran tuduhan tersebut. Salah satunya adalah Mark Rasch, yang merupakan mantan jaksa penuntut untuk kejahatan cyber.
"Saya pikir pemerintah bertindak prematur dengan mengumumkan secara tegas bahwa pelakunya adalah Korut, padahal penyelidikan belum selesai. Ada banyak teori tentang siapa yang melakukannya, dan bagaimana melakukannya. Pemerintah harus mengejar mereka semua," ujar Racsh.
Pihak Korut sendiri ngotot bahwa mereka tak terlibat dalam serangan ke Sony Pictures. Korut bahkan telah menawarkan bantuannya untuk bersama-sama dengan AS guna mencari pelaku sebenarnya.
(asj/fyk)