Seperti dilansir sebuah koran asal Jerman, Bild, Rabu (31/12/2014), malware itu menumpang di flashdisk milik seorang staf dan menginfeksi komputer milik Kepala Departemen Kebijakan Eropa, sebelum akhirnya terdeteksi oleh aplikasi antivirus.
Menurut laporan, malware tersebut masuk dari laptop pribadi milik si staf, di mana ia mengerjakan sebuah teks pidato untuk Angela Merkel. Namun untungnya dalam penyelidikan lanjutan, malware itu tak menginfeksi komputer lain.
Dalam laporannya pada bulan November 2014, Symantec menulis bahwa Regin mampu untuk memonitor data, mengambil screenshot, mengontrol kursor mouse, juga mencuri password.
Sementara menurut sebuah situs berita asal Amerika Serikat, The Intercept, Regin adalah sebuah malware yang salah satunya dibuat oleh Edward Snowden. Regin dibuat untuk mencuri informasi dari pemerintah, perusahaan, ataupun badan penelitian.
Laporan The Intercept juga menyebutkan bahwa agensi GCHQ (organisasi intelijen Inggris) dan NSA (organisasi intelijen Amerika Serikat) terlibat dalam pengembangan malware yang kabarnya sulit untuk dideteksi ini.
(asj/ash)