Charlie Shrem, 25 tahun, selain dikenal sebagai pengusaha jasa penukaran Bitcoin bernama BitInstant, ia juga duduk di kursi petinggi dewan yayasan yang menangani masalah crypto-currency. Namun ia telah mengundurkan diri setelah ditangkap per Januari 2014 lalu.
"Aku telah didakwa penjara selama dua tahun, dan menyerahkan diri dalam waktu 90 hari," kicau Shrem dalam akun Twitter miliknya, seperti detikINET kutip dari The Guardian, Jumat (2/1/2015).
Shrem pun telah mendapat keringanan, karena awalnya ia harus menghadapi ancaman penjara 30 tahun. Pada bulan September 2014 lalu, ia mengaku bersalah atas tuduhan pencucian uang dan meminta pengampunan dari hakim.
"Aku telah mengacau," kata Shrem. Ia pun berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. "Bitcoin adalah anakku, seluruh dunia dan hidupku, dan itu adalah hal yang aku pertaruhkan di dunia ini," tambahnya.
Shrem dituduh melakukan skenario dengan Florida Robert Faiella dengan menjual Bitcoin kepada sembarang pengguna di Silk Road. Mengacu dari dokumen penuntutan, Faiella menjalan sebuah bisnis di situs Silk Road dengan nama BTCKing, dimana ia membiarkan pengguna untuk menukarkan uang tunai untuk Bitcoin dengan potongan tertentu.
Guna memenuhi orderan tersebut, Faiella menggunakan BitInstant, dimana Shrem menjabat sebagai Chief Executive dan Chief Compliance.
Sementara itu, jika mengacu dari peraturan federal Amerika Serikat, sebagai sebuah jasa penukaran Bitcoin, BitInstant seharusnya wajib melaporkan jika terjadi transaksi yang bernilai cukup besar, yang mana itu dapat menimbulkan adanya aktivitas mencurigakan. Sayangnya, Shrem tidak pernah melaporkan hal itu.
Hal itu kemudian memicu Penuntut yang mengklaim jika Shrem sengaja bermitra dengan Faiella dan memastikan bahwa hal itu akan terus menerus dilakukan di kemudian hari.
"Tidak diragukan lagi jika Shrem, yang selama berbulan-bulan, secara sadar, sengaja, bersemangat, dan bahkan dengan penuh semangat terlibat dalam kegiatan yang sebagian ia tahu terlibat dalam pelanggaran serius terhadap hukum," ujar Hakim, seperti dilaporkan Bloomberg. (rou/rou)