Dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (1/1/2015), lembaga National Communications Commision (NCC) Taiwan mengatakan Xiaomi tidak melanggar hukum setempat. Demikian juga dengan beberapa brand lain yang ikut diinvestigasi.
James Lou, pejabat NCC mengkonfirmasi keputusan itu sehingga Xiaomi dipastikan bebas berjualan di Taiwan. Meskipun begitu, NCC mensyaratkan para vendor ponsel yang diinvestigasi harus membuat transmisi informasi lebih aman dari penyadapan.
Perusahaan yang berbasis di China memang kadang dicurigai oleh negara lain terkait pengintaian cyber. Selain Xiaomi, vendor telekomunikasi Huawei juga kadang tersandung masalah yang mirip.
Taiwan sendiri selalu dianggap China sebagai propinsi yang membangkang dan bagian dari negaranya, sehingga sering terjadi ketegangan meski hubungan ekonomi kedua negara dalam situasi bagus. Agustus lalu, kepolisian Taiwan menyarankan agar anggotanya tidak memakai layanan messaging WeChat yang buatan China, juga terkait alasan keamanan.
Xiaomi sedang gencar berekspansi ke pasar mancanegara setelah sukses di China. Vendor yang dipimpin oleh CEO Lei Jun ini telah menjual produknya di pasar Indonesia, Singapura, Malaysia dan India. Sasaran selanjutnya adalah Thailand, Brasil serta Meksiko.
(fyk/fyk)