Beberapa pakar mengatakan gempuran permainan video games sebagai salah satu penyebab myopia atau rabun dekat ditemukan pada usia yang semakin muda. Mata anak-anak lebih mudah terkena dampak buruk dibandingkan mata orang dewasa saat terpapar layar monitor.
Menurut sebuah penelitian di Amerika Serikat, 25 persen anak sekolah usia 9-11 tahun sudah membutuhkan kacamata minus untuk bisa melihat dengan jelas. Di beberapa sekolah yang diteliti, siswa yang butuh kacamata minus bahkan mencapai 80-90 persen saat usianya mulai beranjak remaja.
Adanya pengaruh video games dan paparan layar monitor terhadap rabun dekat dibenarkan oleh dr Nina Ratnaningsih, SpM, MSc (CEH), pakar oftalmologi komunitas dari RS Cicendo, Bandung. Hal yang sama juga dialami orang-orang yang seharian harus bekerja di depan komputer.
Dalam jangka panjang, bekerja di depan layar monitor akan memicu terjadinya gangguan refraksi. Menurutnya, akomodasi atau pengaturan fokus pada lensa mata yang terus-menerus membuat otot bola mata terangsang untuk ikut bekerja bersama-sama dengan otot akomodasi.
"Ikut tegang, sehingga menekan bola mata. Lama-lama menjadi lebih gepeng dan tumbuh memanjang ke belakang," kata dr Nina saat ditemui dalam workshop kesehatan indra penglihatan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, seperti ditulis pada Rabu (30/10/2013).
Dengan pertumbuhan bola mata seperti itu, seseorang akan mengalami rabun jauh atau myopia dan membutuhkan kacamata minus untuk bisa melihat dengan normal. Mencegahnya tidak sulit. Pada anak-anak, batasi saja permainan video games dan perbanyak aktivitas di luar ruang.
Bila terpaksa harus menggunakan komputer dalam waktu lama, misalnya karena tuntutan pekerjaan, istirahatkan mata secara berkala. Setiap 20 menit, alihkan pandangan selama 20 detik untuk melihat objek jauh pada jarak 20 kaki (sekitar 6 meter). Niscaya mata akan lebih tahan banting.
(up/rns)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!