Tak terkecuali XL Axiata. Anak usaha grup Axiata dari Malaysia ini juga sejak jauh-jauh hari mengantisipasi perubahan tren ini dengan beragam upaya. Salah satunya dengan memperkuat bisnis data center.
"Peningkatan kapasitas data center XL selain untuk memenuhi tingginya kebutuhan pasar korporasi dan publik terhadap pusat data, juga telah menjadi bisnis baru bagi XL," ujar General Manager M2M & Cloud XL, Arkav Juliandri, di Jakarta, Kamis (31/10/2013).
Ditemui di sela peluncuran aplikasi social media Keeta, Arkav mengungkapkan, XL kembali memperkuat bisnis pusat penyimpanan datanya dengan menambah sejumlah kapasitas.
Sejak Desember 2012 hingga saat ini, XL telah mengembangkan data center di tiga lokasi, yaitu di Bintaro seluas 1.200 meter per segi, di Surabaya 2.400 meter per segi, dan di Pekanbaru 850 meter per segi.
"Data center XL di Bintaro dan Pekanbaru sudah beroperasi, sedangkan di Surabaya akan beroperasi mulai Januari 2014," kata Arkav.
Ditargetkan, kapasitas data center tersebut pada akhir 2014 akan mencapai 8.000 meter per segi, meningkat dari yang dikembangkan saat ini dengan luas sekitar 4.450 meter per segi.
"Dengan pengembangan hingga 8.000 meter per segi pada 2014 maka data center XL bisa menjadi nomor tiga terbesar di Indonesia, setelah Telkomsigma dan Biznet," harap Arkav.
Ia menjelaskan, data center XL masuk kategori tier 3, yaitu memberikan fasilitas jaminan terhadap catu daya redundan, atau cadangan, koneksi komunikasi data, pengontrol lingkungan seperti AC, pencegah bahaya kebakaran, serta keamanan fisik gah bahaya kebakaran, serta piranti keamanan fisik.
"Semua layanan data center XL akan mencakup tata kelola standar prosedur operasi, perawatan, rencana pemulihan dan migitasi bencana dan jaminan kelangsungan bisnis dari klien," paparnya.
Lebih lanjut diterangkan, dari data center yang telah ada seluas 4.450 meter per segi, sudah digunakan oleh berbagai segmen perusahaan, seperti korporasi berskala internasional, perusahaan multinasional, perusahaan startup, hingga perusahaan manufaktur.
"Setidaknya lebih dari 20 perusahaan sudah mempercayakan penempatan datanya di data center XL, mulai dari perusahaan elektronika, e-commerce, perusahaan perminyakan. Perusahaan jasa keuangan perbankan sedang penjajakan," kata Arkav.
Sayangnya, ia belum bisa merinci lebih lanjut seberapa besar dana yang akan diinvestasikan XL untuk mengembangkan data center tersebut.
Arkav hanya menjelaskan, pembiayaan pengembangan data center tersebut tidak sepenuhnya didanai oleh XL, tetapi juga bisa bermitra dengan pihak lain yang ingin berinvestasi bersama mengembangkannya.
Secara keseluruhan, ditambahkannya, pengembangan data center juga sejalan dengan misi pemerintah untuk membuka seluas-luasnya pembangunan pusat data di Indonesia.
"Selama ini trafik data dan internet dari Indonesia yang mengalir ke pusat-pusat data di negara lain seperti Singapura, Hong Kong, dan Amerika Serikat, jumlahnya sangat besar. Ini yang menjadi pekerjaan pemerintah dan perusahaan seperti XL untuk bagaimana mengalihkanya ke Indonesia," ujarnya.
Arkav menggambarkan, untuk berkomunikasi melalui internet sesama penduduk Indonesia selama ini harus melalui jaringan internasional.
"Tentu devisa atau setiap rupiah yang selama ini tersedot ke luar negeri, harusnya bisa tetap berada di Indonesia, tidak perlu lagi ke luar negeri," tandasnya.
(rou/ash)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!