Dian Siswarini (dok. xl)
Dijelaskan Group Chief Marketing Regional Officer Axiata Dian Siswarini, saat ini jaringan 4G XL berjalan pada frekuensi 900 MHz yang cuma bisa menampung pengguna dalam jumlah terbatas. Terlebih ada operator lain yang telah lebih dulu menyodorkan teknologi 4G di frekuensi sama, yakni Telkomsel.
“Jadi kita menunggu adanya teknologi netral di frekuensi 1800 MHz. Tapi kita dari sisi infrastrukturnya sudah sangat siap, jadi kalau sudah ada (izinnya) sudah langsung bisa,” ujar Dian di sela-sela peresmian jaringan 4G XL di La Piazza, Jakarta, Jumat (19/12/2014).
Pun demikian, jaringan 4G XL sejatinya tetap bisa digunakan pelanggan di ibukota, namun terbatas di titik-titik tertentu. Itu pun sebagian besar di dalam mal, dimana dulu XL pernah melakukan uji coba teknologi 4G di jaringannya.
“Tapi khusus di kelapa gading itu coverage-nya outdoor. XL sendiri memang belum komersialisasi 4G di Jakarta, jadi di titik-titik tersebut sifatnya seperti trial,” imbuh Dian.
Bila izin lisensi 4G di frekuensi 1800 MHz telah didapat, XL juga bakal menjalankan teknologi carrier aggregation. Keuntungan menggunakan carrier aggregation adalah kecepatan data yang diperoleh bisa lebih cepat, bahkan mungkin bisa sampai tembus 100 Mbps.
Jaringan 4G XL yang berjalan di frekuensi 900 MHz ini diklaim sanggup menyodorkan kecepatan internet maksimal 35 Mbps.
“Persiapan sudah kita mulai dari sisi network, transmisi dan BTS. Jadi kalau teknologi netral sudah keluar (di kuartal pertama tahun 2015) bisa langsung cepat dijalankan (carrier aggregation di jaringan 4G),” Dian menandaskan.
(yud/ash)