Penyebabnya adalah Xiaomi dinilai melanggar paten milik perusahaan telekomunikasi Ericsson. Dan Flipkart -- distributor Xiaomi di India -- awalnya dilarang untuk berjualan hingga 5 Februari 2015.
"Xiaomi membutuhkan lisensi dari Ericsson untuk semua ponselnya yang diimpor ke India," ujar juru bicara Ericsson, seperti yang dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (17/12/2014).
Namun pengadilan akhirnya mengizinkan Xiaomi kembali mengimpor ponselnya yang menggunakan chip Qualcomm ke India sampai sesi hearing berikutnya digelar, yaitu pada 8 Januari 2015.
Namun agar bisa tetap berjualan di India, Xiaomi harus membayar deposit sebesar USD 1,5 untuk setiap ponsel Xiaomi yang laku terjual.
Ini bukan kasus pertama Ericsson di India. Sebelumnya mereka juga pernah meminta royalti dari produsen ponsel lokal India, Micromax, yang memakai paten miliknya. Pengadilan mengabulkannya dan meminta Micromax menyisihkan 1% dari penjualan ponsel untuk Ericsson.
Xiaomi mulai berbisnis di India sejak Juli 2014 dan langsung sukses besar. India kini adalah pasar terbesar kedua bagi mereka setelah China. Dilaporkan, Xiaomi sudah menjual setengah juta ponsel di negeri itu sampai bulan Oktober 2014.
(asj/ash)