Dalam hasil laporannya, PriceWaterhouseCooper menyatakan bahwa firewall dan lebih dari 100 perangkat dalam jaringan Sony Pictures tersebut hanya diawasi oleh sebuah tim in-house milik studio Sony. Padahal seharusnya pekerjaan tersebut dilakukan oleh tim keamanan korporat milik Sony.
"Jika ada insiden keamanan yang terjadi dalam jaringan atau perangkat di infrastruktur ini, tak akan bisa segera terdeteksi," tulis PriceWaterhouse Cooper dalam laporannya yang tertanggal 25 September.
Laporan tersebut juga menyebutkan sejumlah saran yang sebaiknya dilakukan oleh Sony untuk meningkatkan keamanan jaringannya. Ironisnya, seperti yang dilansir Recode, Senin (15/12/2014), laporan itu terdapat dalam dokumen yang dibocorkan oleh si hacker.
Akhir bulan November lalu jaringan komputer milik Sony Pictures dibobol oleh hacker berjuluk Guardians of Peace (GOP). Dalam kejadian tersebut sejumlah dokumen internal dan email perusahaan dicuri, dan dipublikasikan melalui jejaring file sharing.
Sampai hari ini, GOP telah merilis dokumen-dokumen tersebut dalam tujuh gelombang. Dalam gelombang yang terakhir, si hacker juga menulis sebuah pesan yang menyatakan mereka akan merilis dokumen dalam jumlah besar pada hari raya Natal nanti.
"Kami sedang menyiapkan hadiah Natal untuk Anda. Hadiah ini akan terdiri dari data dengan kuantitas yang sangat banyak. Hadiah ini juga akan membuat Sony Pictures berada di kondisi yang paling buruk," tulis GOP dalam pernyataannya itu.
(asj/fyk)